I. Pendahuluan
Millenium ke Tiga baru saja kita masuki. Dalam Millenium baru ini kehidupan manusia semakin bergantung kepada teknologi, satu di antaranya adalah Teknologi Informasi yang didukung oleh perkembangan teknologi elektronika dan telekomunikasi. Suatu kenyataan - bukan lagi impian -bahwa dalam kehidupan keseharian kita, secara sadar atau tidak, selama ini kita telah memanfaatkan layanan jasa yang berbasis Teknologi Informasi tersebut dalam berbagai bentuk kegiatan.
Sebagai contoh dalam pelayanan jasa Perbankan, hampir seluruh Bank telah
menyediakan jasa transaksi elektronis. Melalui mesin ATM (Automatic Teller
Machine) yang aktif selama 24 jam dan 7 hari dalam satu minggu, transaksi
keuangan dilakukan secara cepat dan mudah,. Hampir seperti bunyi sebuah
iklan : “Kapan saja dan dimana saja” transaksi dapat dilakukan.
Demikian pula pada aktivitas belanja sehari-hari. Kegiatan
ini dipermudah dengan pembayaran melalui media elektronis, seperti penggunaan
kartu kredit maupun kartu debet, merupakan suatu hal yang biasa. Dan dalam
waktu dekat kita mungkin sudah dapat memanfa’atkan uang elektronis (electronic
money) untuk berbelanja di pusat-pusat perbelanjaan modern.
Dalam dunia perdagangan global sa’at ini, transaksi elektronis adalah suatu hal yang tidak mungkin terhindarkan. Electronic Commerce (E-Commerce) adalah suatu contoh produk dari kemajuan Teknologi Informasi,dimana transaksi bisnis tidak lagi dilakukan secara konvensional, yang mengharuskan pembeli berinteraksi langsung dengan penjual (secara fisik) atau adanya keharusan menggunakan uang tunai (cash). Tetapi penjual diwakili oleh suatu sistem yang melayani pembeli secara online dengan melalui media jaringan komputer. Dalam melakukan transaksi, pembeli “berhadapan” dan berkomunikasi dengan sistem yang “mewakili” penjual. Sudah barang tentu, E-Commerce ini membutuhkan sistem yang mampu menjamin keamanan transaksi tersebut.
Era Perdagangan Global membutuhkan dukungan Digital Economy yang tercermin
dengan lahirnya aktivitas perdagangan secara elektronis (Electronic trading),
dalam berbagai bentuk kegiatan seperti : perdagangan retail, pelelangan
barang, penawaran jasa, dan sebagainya. Sebagai konsekwensinya, toko tradisional
digantikan oleh toko elektronis yang dikenal dengan nama : Cyberstore,
Virtual Store, Digital Market, Electronic Mall, dan sebagainya.
Pertumbuhan Digital economy ini tentunya memberikan
dampak positip maupun negatip terhadap
kehidupan ekonomi global yang tidak lagi mengenal batas
territorial suatu negara.
II. E-Commerce dan arah perkembangannya.
Perkembangan E-Commerce tidak terlepas dari kemajuan Teknologi Informasi.
Tanpa adanya media komunikasi digital, perdagangan elektronis mustahil
untuk diwujudkan.
Perkembangan teknologi Komunikasi data dan Jaringan Komputer,
yang didukung oleh kemajuan teknologi Telekomunikasi (antara lain Komunikasi
Satelit), memungkinkan pertukaran data elektronis dan pemrosesan informasi
/ data secara cepat dan handal.
Sebagai contoh adalah perkembangan jaringan Internet, yang sekarang telah
menjangkau hampir seluruh negara di dunia. Pertumbuhan jaringan Internet
tergambar dari jumlah pengguna jaringan yang dari tahun ke tahun naik secara
eksponensial. Pada tahun 1995, jumlah pengguna masih di bawah angka 1 juta.
Dalam kurun waktu 4 tahun (pada awal tahun 1999) jumlah pelanggan menjadi
sekitar 5 juta. Dan diperkirakan pada tahun 2002, jumlah pengguna Internet
akan mencapai angka di atas 30 juta pelanggan.
Pemicu pertumbuhan pengguna Internet adalah perluasan
jangkauan jaringan, pertambahan jenis layanan dan peningkatan jumlah situs
WEB (WEB site) yang menyediakan berbagai jenis layanan tersebut. Salah
satu contoh jenis layanan adalah perdagangan buku melalui Internet yang
dirintis oleh Amazon.com ( situs //www.amazon.com/ )
Awal perdagangan digital atau E-commerce ditandai dengan berdirinya sejumlah “perusahaan elektronis” (E-company). Sebuah perusahaan elekronis tidak membutuhkan etalase untuk memajang dagangannya, tetapi cukup menayangkan gambar dan spesifikasi produk/barang dagangannya secara online melalui layar komputer yang terhubung ke Internet. Pembeli dapat memilih barang yang akan dibelinya dan menyimpannya pada “keranjang belanja maya”, kemudian membayar secara elektronis dengan memberikan otorisasi pembayaran kartu kredit. Untuk menjamin keamanan transaksi, sejumlah prosedur otentikasi (authentication) dapat dilakukan oleh pembeli, guna menghindari pemalsuan jatidiri si pembeli oleh orang yang tidak berhak. Selanjutnya barang yang dibeli akan dikirim ke alamat si pembeli dengan bantuan jasa ekspedisi ( freight forwarder ) atau melalui pos.
Salah satu “perusahaan elekronis” yang merintis E-Commerce adalah Amazon.com
yang didirikan pada tahun 1994, oleh pendirinya : Jeff Bezos, seorang
sarjana Ilmu Komputer.
Dalam kurun waktu lima tahun, Amazon.com telah
tumbuh pesat dan memperluas bidang bisnis-nya dengan meng-akuisisi beberapa
E-company saingannya, antara lain : Drugstore.com, HomeGrocer.com, Gear.com.
Jumlah pelanggan Amazon.com diperkirakan telah mencapai 12 juta E-shopper,
dengan jumlah barang yang dijual sekitar 19 juta item barang. Proyeksi
omset penjualan Amazon.com pada tahun ini adalah US$ 1,4 milyar.
Perusahaan elektronis lainnya yang bergerak di bidang
perdagangan sejemis adalah AOL (America Online), yang juga belum lama ini
melakukan merger dengan perusahaan Time Warner.
III. E-Commerce : aspek pendukung, komponen dan lingkungannya.
3.1. Aspek pendukung E-Commerce.
Guna menjalankan bisnis elektronis, dibutuhkan aspek-aspek pendukung yang
tidak persis sama dengan bisnis yang konvensional, olehkarena pembeli tidak
secara langsung berinteraksi dengan penjual. Beberapa aspek yang penting
untuk diperhatikan adalah :
a. Aspek Hukum (Legal) : Hukum yang mengatur proses bisnis
pada E-Commerce untuk melindungi hak pembeli dan perusahaan penjual, misalnya
untuk menyatakan bahwa suatu transaksi dinyatakan sah atau tidak
b. Aspek Etika Bisnis Elektronis : Kode etik yang harus
dita’ati oleh perusahaan dalam kaitan dengan hubungan antar perusahaan
elektronis ataupun antara perusahaan dengan pelanggan (misalnya tentang
kerahasiaan identitas pelanggan).
c. Aspek Teknologi : yang berkaitan dengan teknologi
pendukung E-Commerce, baik perangkat keras (hardware), maupun perangkat
lunak (software) yang handal (reliable) dan aman (secure).
d. Aspek Ekonomi Global, untuk digunakan sebagai landasan
yang berlaku universal di semua negara bagi para pelaku E-Commerce.
Keseluruhan aspek tersebut perlu dikaji secara mendalam dan dipersiapkan dengan baik untuk mendukung perkembangan E-Commerce.
3.2 Komponen E-Commerce
Ditinjau dari sisi Teknologi Informasi, kegiatan E-Commerce harus didukung
oleh komponen-komponen perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)
yang membangun :
a. Situs WEB : merupakan
sebuah sistem komputer yang bertindak sebagai server bagi transaksi
bisnis dan dilengkapi sistem basis data untuk Datawarehouse.
b. Jaringan komunikasi
data (jaringan komputer) : sebagai media lalulintas data antara client
(pembeli) dan server (situs WEB).
c. Protokol komunikasi
data : berupa kumpulan aturan komunikasi data yang mengendalikan
pertukaran (pengiriman/penerimaan) data.
d. Antarmuka pemakai
(user interface) : pada sisi pengguna, sistem komputer client harus
dilengkapi dengan perangkat lunak browser untuk mengakses data/informasi
yang ada pada sistus WEB (misal : Explorer, Netscape, …).
Disamping komponen tersebut, tentu harus ada komponen lain yang mendukung dan mengendalikan kegiatan perdagangan, yakni :
- Manajemen perusahaan,
- Sistem pergudangan (product warehouse),
- Sistem distribusi barang, dan sebagainya.
3.3 Lingkungan E-Commerce.
Kegiatan E-Commerce membutuhkan dukungan lingkungan di luar perusahaan,
baik untuk transaksi keuangan maupun untuk pengiriman barang.
Seperti yang telah disinggung di atas, pembayaran dilakukan secara elektronis
menggunakan jasa perbankan atau institusi finansial lainnya. Sedangkan
pengiriman barang melibatkan perusahaan ekspedisi barang (freight forwarder)
yang memiliki jaringan luas atau jasa pos.
Dalam hal transaksi keuangan untuk pembayaran harga barang yang dibeli,
perusahaan elektronis harus menggunakan jasa jaringan perbankan internasional,
dimana pembayaran dilakukan dengan satu jenis mata uang yang disepakati
sebagai alat pembayaran yang sah (dalam US$ misalnya). Prosedur pembayaran
tersebut tentu harus mengikuti aturan yang berlaku dalam sistem Perbankan
Internasional.
Pengiriman barang dari gudang perusahaan ke tangan pembeli bukan suatu
hal yang sederhana, karena pengiriman lintas negara harus mengikuti aturan
bea-cukai di negara pengirim maupun penerima. Olehsebab itu jasa pengiriman
barang ini menjadi sangat vital, karena membutuhkan jasa pengiriman yang
cepat dan aman
IV. Peran Informatika dalam Pembangunan E-Commerce
Ditilik dari komponen pembangun E-Commerce, dimana hampir secara keseluruhan komponen E-Commerce dikendalikan oleh sistem komputer , maka sudah barang tentu peranan Informatika menjadi sangat penting..
Ilmu Ke-informatika-an yang dapat diterapkan meliputi rekayasa perangkat
keras, rekayasa perangkat lunak, rekayasa sistem informasi dan rekayasa
jaringan komputer/komunikasi data.
Dalam hal ini, Informatikawan berperan mulai dari pembuatan
landasan/konsep pembangunan E-Commerce sampai pada implementasi sistem,
bahkan dalam pengoperasian dan perawatan sistemnya.
Dari uraian sebelumnya, telah tergambar dominasi peran Informatika dalam
menjamin pelaksanaan transaksi E-Commerce yang tepat, cepat dan aman.
Ketepatan dan kecepatan transaksi didukung oleh teknologi
pemroses (CPU) yang berkapasitas besar dan berkecepatan tinggi (dalam waktu
dekat akan mencapat 1 GHz). Disamping itu kemampuan grafis dan multimedia
dari komputer memungkinkan penayangan gambar (video) yang berpresisi tinggi
dan komunikasi suara (audio). Kemampuan tersebut sangat mendukung interaksi
dengan pemakai. Peranan Informatikawan dalam kaitan ini adalah merancang
sistem antar muka (user interface) yang mudah digunakan atau “user friendly”.
Pencarian data/informasi produk yang dibutuhkan E-shopper harus didukung oleh “searching machine” (browser) yang handal, sehingga pembeli dapat dengan cepat memperoleh spesifikasi produk yang ia inginkan. Kecepatan transmisi data dalam hal ini menjadi sangat penting, olehkarena data yang dikirim bukan hanya teks tetapi juga berupa gambar ataupun suara. Teknik pemampatan data sangat membantu peningkatan kecepatan pengiriman data.
Dari segi keamanan transaksi, penggunaan sistem pengamanan jaringan dan protokol otentikasi (authentication protocol) dengan menggunakan sidik digital (digital signature) mutlak harus diterapkan untuk menghindari kemungkinan pemalsuan jatidiri pembeli dan penyalahgunaan kewenangan akses. Web site dapat dilindungi dengan sistem pengamanan jaringan, seperti firewall, dan sebagainya.
Jumlah data produk yang sangat besar membutuhkan penanganan tersendiri,
sehingga dibutuhkan sistem manajemen data yang handal. Data warehousing
adalah solusi yang tepat untuk diterapkan.
Di masa depan teknologi baru, seperti Virtual Reality, membuka peluang
pengembangan E-Commerce yang lebih menggambarkan bentuk toko maya
(Virtual Store) atau pusat perbelanjaan maya (Virtual Mall) dimana pembeli
dapat merasakan suasana seperti berbelanja pada toko yang sesungguhnya.
V. Prospek E-Commerce di Indonesia.
Melihat kondisi perekonomian Indonesia pada sa’at ini, sulit untuk mengatakan
seperti apa prospek E-Commerce di Indonesia. Akan tetapi untuk melihat
ke depan secara optimis,